Tere liye
RINDU
Setting
yang paling dominan dari karya tere liye disini adalah di sebuah kapal yang
akan mengarungi samudera menuju tanah suci mekkah. Kapal Blitar Hollad membawa
penumpang yang berisi jamaah haji dari seluruh nusantara. Makassar adalah
setting awal tempat pada novel ini. Keluarga yang dibicarakan adalah tuan
andipati, ambo uleng dan Gurutta sendiri. Sebenarnya sudut pandang yang dipakai
oleh pengarang yakni orang ketiga. Sudut pandang orang ketiga berarti bahwa
pengarang mengetahui masalah yang ada pada masing-masing tokoh cerita yang dia
tulis. Cerita ini mulai dari awal hingga pertengahan halaman buku berjalan alot
alias lama karena hanya menceritakan rutinitas sehari hari. Namun pada
pertengahan cerita penulis mulai membuat klimaks dari masalah setiap tokoh
dimulai dari masalah Bonda Upe yang bisa ditebak dari awal percakapan Gurutta
dan Bonde Upe di Musholla kapal. Kemudian klimaks konflik personal yang dialami
oleh Tuan Daeng Andipati, dan sedikit demi sedikit Ambo Uleng.
Tere Liya
seperti biasa mampu menyelipkan pesan moral dengan cara yang apik dan
mengesankan membuat mata pembaca selalu ingin tahu kelanjutan cerita yang ingin
disampaikan oleh Tere Liye. Secara garis besar kisah yang dibawakan ambo Uleng
selalu tidaka bisa terlepas dari kisah perempuan cina dan ketidaberdayaan
mereka karena paras mereka yang cantik. Ciri khas Tere Liye yakni mampu membahasakan
cerita yang biasa-biasa dan klise menjadi cerita yang memilki pesan moral dan
terasa enak dibaca karena menggunakan bahasa yang santun.
Komentar
Posting Komentar