Dialek bergengsi
selanjutnya adalah dialek Jawa
Dialek ini merupakan dialek yang paling umum
digunakan. Di daerah Bima, kaum muda, dewasa dan tua lebih umum menggunakan
sapaan dari jawa. Misalnya, mba dan mas untuk orang yang belum dikenal. Walaupun
Bima memilki sapaan khas daerah seperti, Cina, aman ncawa, ama nia, dae dan
sebagainya. Kenyataannya dipergaulan sosail mereka lebih cenderung menggunakan
sapaan mbak untuk perempuan yang lebih tua, dan sapaan mas atau abang untuk
laki-laki yang lebuh berumur dibandingkan yang lain. Suku jawa selain, logatnya
yang lembut dan adem ayem mereka menyebarkan banyak sekali kuliner khas yang
menggugah selera. Seperti bakso, mie ayam, urap dan sebagainya. Penyebaran dialek
jawa ini menyebar di Bima kota, Bima kabupaten dan utamanya Lombok. Saya pernah
tinggal dilombok beberapa bulan. Pada saat saya berinteraksi dengan mereka kata
“iya” itu bukan “iya”, tapi “njee”. Oh ya Lombok memiliki dialek yang banyak
menggunakan “e”. dan juga bahasanya ketika native speaker menuturkan “huruf T
dan D”. cara pengucapan mereka persis dengan cara orang Bali menuturkan bahasa
tersebut.
Logat jawa ini sangat bergengsi, dan lebih umum
digunakan didunia pendidikan, media, even in the politics. Saya pikir mungkin
karena kebanyakan dri pemegang kebijakan adalah orang jawa jadi sedikit banyak
mempengaruhi penggunaan bahasa dalam profesi yang mereka lakoni.
LOGAT
BERGENGSI SELANJUTNYA, AMBON.
I
guess, Ambon lebih bergengsi daripada batak. Walaupun beberapa orang menganggap
Batak lebih bergengsi dibanding Ambon . ada farsa lucu yang sanagt terkenal “sumber
ae su dekat”. But honestly, saya masih ragu, apakah ini logat Papua atau Ambon.
Ada juga frasa yang terkenal “seng makan lapar, makan seng mati”. Semua frasa
ini, bukan sekedar lelucon, tapi menurut saya unik dan saya belum bisa
menjelaskan kenapa beberapa orang senang mengucapkannya untuk mencairkan
suasana ketika lawan bicara mereka berasal dari timur dan umur orang yang
diajak bicara ini masih sebaya. Logat Ambon ini sangat meluas dan mengepakkan
sayapnya di daerah tenggara Indonesia seperti Sulawesi Tenggara dan sekitarnya
Sekali
lagi mohon maaf, bagi orang-orang yang menggunakan logat diatas, bukan maksud
untuk memojokkan apalagi mencela. Saya hanya ingin mengemukakan bahwa entah
bagaimana logat ini bisa terkenal dan menjadi tren. Sebab ini hanyalah opini yang bersifat
subjektif.
Komentar
Posting Komentar