Langsung ke konten utama

Ge'er #Part I



Beberapa hari yang lalu, seorang teman SD mengomentari status WA saya. Content status itu sebenarnya “tetap stay cool bagi perempuan yang belum menikah di atas usia dua puluh lima tahun”. Runutnya seperti ini
“Ganbatte” dia bilang
“Tumben komen status saya?”
“soalnya selama ini hanya posting status karir, travel, pertemanan, jadi mikirnya kapan kode buat si dia?” dia jawab
“well, dari dulu saya ndak suka bahasa kode, apalagi bahasa kode digunakan untuk orang-orang seumur kita ini” aku balas
“emang dari dulu ndak pernah ngodein cowok?” tanyanya seperti mengejar
“well,  karena kegiatan yang seabrek waktu kuliah sampai sekarang, jadi jarang memperhatikan bagaimana strategi kode ke cowok. Satu hal yang perlu di tahu dari anak pertama yakni ambisius” jawab saya santai dan mungkin juga kedengaran sedikit sok
“berarti kalau ambisiusnya cinta bisa lupa urusan yang lain? Kalau kamu kan passionnya ilmu jadi saking sukanya ilmu sampai sampai ndak suka sama yang nyukain???” tanyanya spontan
“ndak juga intinya saya tidak mengerti bahasa kode” jawab saya singkat
“ya, kita yang pantau lu, kadang mikir, ini cewek kapan fokusnya ke romance ya?. Boleh nanya?”
“iya silahkan”
“podcast “hujan bulan juni” sepertinya sudah ada orang yang mengisi hati lu. Jadi kami mengira, ini anak sudah ada pacarnya. Siapakah yang beruntung itu?” dia menerangkan
“my brother, secara akademik saya suka puisi, secara agama saya punya prinsip stay jomblo till halal. Kalau ada yang suka bilang aja, susah napa? Sepertinya anda salah sangka ;D”
“seperti ditonjok rasanya ini sister”
“btw, selamat ya karena bro bentar lagi mw nikah!”
“iya sister sama-sama. Ini bawa koper pulang kertas kosong”
“maksudnya? Maaf ya brother saya tidak mengerti bahasa kode”
“ya karena klo cowok udah nikah berarti ndak bebas lagi seperti sebelumnya”

Ada beberapa hal yang pengen saya bahas;
Pertama, kode. Kebanyakan orang berpikir, cewek lebih ahli dalam masalah membuat kode-kode sehingga membuat cowok kebingungan membaca kode yang cewek ciptakan. Basically, prinsip itu tidak dilakukan beberapa perempuan, karena perempuan-perempuan high quality lebih suka menyibukkan diri mereka dengan kegiatan bermanfaat seperti berbakti kepada orang tua, mencari ma’isyah (penghidupan untuk kebutuhan sehari-hari), meniti karir, mendengarkan kajian agama, merangkul teman-temannya yang labil, dan ikut kegiatan sosial di sekitar rumahnya daripada menunggu kode yang belum pasti dari cowok yang dia dambakan.

Kakek saya pernah bilang yang literally maknanya seperti ini. “kalau jadi perempuan ndak usah terlalu ge’er. Jadilah seperti teratai, tenang di tengah danau. Laki-laki yang datang ambil itu bunga, dia sudah siap dengan segala resikonya. Laki-laki itu siap; bagaimana kalau seandainya air danau dalam?, siap dengan keadaan bagaimana kalau air danau dangkal?” benar juga sih, nasehat kakek. Karena menurut aku, segalanya kan belum pasti kalau bukan cowok itu yang pastikan. Itu hanya sesuatu yang di awang-awang, bahasa kerennya airy fairy. Miris banget ya padanannya dalam bahasa Inggris dialek Australia. Sesuatu yang airy di udara dan fairy seperti di dunia dongeng. Alias tidak nyata!. Jadi bahasa kode jangan di simpan dalam hati. Anyway, masih jamankah bahasa kode?

Mengapa saya tidak mengambil serius bahasa kode, karena saya pribadi berangkat dari pemahaman seperti ini. Ada hadist Baginda Nabi Shollallahu alaihi ssalam yang bunyinya begini; “tiga hal yang sungguh-sungguh dan main-mainnya adalah sungguh-sungguh; pertama menikah, kedua rujuk, dan ketiga talak”. Lagi-lagi fokus ke kode. Ini sepemahaman saya yang awam, ini kode untuk nikah lo. Bukan kode untuk PDKT. Dan kode untuk nikah jelas rangkaian kalimatnya dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ya jadi kalau cowok itu suka sama si cewek, usahakan diungkapkan dengan cara dan keadaan yang diterima oleh si cewek. Jangan pakai bahasa kode.

Pada titik ini, saya sangat menghargai perempuan yang langsung mengutarakan niatnya ke cowok yang keliatanya sholeh dan bertanggungjawab. Apalagi kalau cowok itu psysically attractive and pintar. Ndak apa-apakan cewek yang duluan mengutarakan niat?. Untuk pertanyaan ini saya tidak memaksa iya, karena saya hanya melihat teman-teman di sekitar saya yang nembak cowok. Perempuankan beda-beda cara pendekatannya dengan cowok. Ada yang betah menunggu, ada yang langsung nyamperin, dan ada yang kebingunangan menyeleksi cowok mana yang mau diterima ini.
Cowok berpikir “Cewek sudah nyaman dengan karir, traveling, dan tidak lagi memikirkan romance”. Nah, ini yang bahaya, jangan membangun asumsi di atas asumsi sendiri, apalagi asumsi itu di digabungkan dengan asumsi orang lain. Itu artinya membangun dua asumsi yang belum tentu benar berdasarkan pengamatan anda yang sepintas. Dalam beberapa riwayat, banyak kisah pernikahan para sahabat nabi diawali dengan pertanyaan memastikan. Apakah sahabiyah (sahabat perempuan nabi) suka dan siap menerima lamaran sahabat nabi yang lamar dia (si sahabiyah)? Pada titik ini, asumsi pribadi anda tentang keadaan cewek yang anda sukai baiknya dihilangkan, lebih baik bertanya langsung ke ceweknya. Agar asumsi itu tidak berkembang menjadi persangkaan yang sia-sia belaka. Bukankah prasangka itu seburuk-buruknya perkataan?. Well, ini masalah sepele yang besar pengaruhnya, karena terkadang syaitan itu suka membisikkan was-was dalam niat baik kita agar menunda niat itu. Jadi di level ini, baiknya dipastikan dan dikonfirmasi.

Mungkin sudah saatnya kita lebih kritis terhadap diri kita sendiri. Mengapa saya harus menikah adalah pertanyaan sederhana yang mungkin bisa kita ajukan untuk diri kita sendiri. aneh memang mengapa harus mempertanyakan alasan menikah padahal alasannya jelas. Alasan pertama adalah tahu diri. Bagi saya, saya tahu diri saya bukan saja butuh teman untuk ngobrol tetapi teman yang akan saling merangkul dalam segala keadaan dan situasi, memahami dan merasakan bersama-sama naik turunnya keadaan hidup.

Saya tidak akan menikah hanya untuk mendapatkan kebahagiaan. Karena dalam pernikahan hal pertama yang harus di set up adalah komitmen. Jadi to better to worse kita sama-sama ngerasaain. Karena dari awal udah komitmen.
Mengapa komitmen begitu penting?. Karena pernikahan adalah ibadah yang agung, ketika seorang lelaki mengucapkan kabul ketika itu dia bersumpah di hadapan Allah untuk mengambil tanggung jawab seorang ayah terhadap anak perempuan untuk dipindahkan ke tangan dia tanggung jawab itu. Ikatan yang kuat. Miitsaqan ghalidza. Bukan perjanjian main-main.
Well, kalian akan berpikir, mungkin cewek ini terlalu kaku dan sangat idealis.
“Tetapi bukankah pernikahan itu sebuah proses komitmen?” “Bukankah suami kita nantinya adalah manusia yang sama tidak sempurna sama dengan kita?.”
Justru karena kita tidak sempurna maka kita men-set komitmen dari awal. Agar ada goal yang ingin dicapai bersama-sama.
“Kalau kamu mau sempurna seperti ini, kapan kamu menikah?” “Umur kamu sekarang aja udah mau otw 30an?”
Well, ketika umur kita semakin menua, ada beberapa yang melihat sepertinya kesempatan semakin sedikit, sepertinya kita cewek yang akan mengejar laki-laki. Perempuan  yang telah berkomitmen dari awal mungkin akan menurunkan sedikit kriteria ideal  seperti dari segi materi contohnya, tidak harus punya rumah sendiri atau berpenghasilan tetap. Namun demikian kriteria dari segi adab justru semakin ditingkatkan dan diperhatikan, seperti mungkin di awal dia hanya menginginkan laki-laki yang tidak merokok, maka ditambah dengan kriteria laki-laki tersebut selalu  menjaga sholat lima waktu di masjid.

Mengenai ambisius cinta?
Cinta, seperti yang sudah saya jelaskan di beberapa puisi di atas. Maka tidak akan saya jelaskan di paragraph ini. Untuk mencegah kesalahpahaman. Mari kita lihat definisi ambisius. , bagi saya ambisius itu adalah jika sudah menetapkan rencana maka harus dikerjakan atau diselesaikan. Buat apa membuat banyak rencana dan harapan-harapan jika itu semua hanya sebatas angan-angan?. Bukan begitu?. Kalian pasti lebih tahukan daripada saya. Sure!

Apakah ambisius sesuatu yang negative?.  Bagi saya tidak selamanya negative. Apalagi dalam masalah cinta, tentu yang saya bicarakan adalah cinta setelah nikah. Ambisius untuk mendapatkan keridhoan suami bahkan bernilai pahala. Pun ambisius untuk memenuhi kebutuhan istri justru lebih-lebih bernilai pahala. Jadi dalam cinta bukan hanya sekedar ambisius tetapi melampaui itu yakni totalitas. Totalitas dalam menjalankan ibadah pengabdian kepada suami sebagai bentuk ketaatan seorang perempuan kepada Allah. Digaris bawahi, totalitas pengabdian istri kepada suami sebagai bentuk ketaatan artinya istri mengabdikan hidupnya dan menjalankan hak dan kewajibannya sebagai seorang istri. Menuruti perkataan suami selama permintaan suami tidak bertentangan dengan syariat Allah. Adapun jika bertentangan dengan syariat Allah. Ya tidak dituruti atau tidak diindahkan. Mengapa demikian? Karena tidak ada ketaatan kepada makhluk untuk bermaksiat kepada Allah.

Mengenai tidak sadar kalau ad cowok yang suka sama kita.

Ya seperti yang saya jelaskan di awal tadi. Bukannya tidak sadar, sepenuhnya sadar dan merasa serta melihat dan mendengar cowok tersebut suka sama kita. Namun sekali lagi, beberapa cewek tidak berani mengambil langkah pembuka terlebih dahulu. Walaupun jaman sudah terlampau modern seperti sekarang, bukan hal yang langka cewek nembak cowok duluan atau cewek yang lamar cowok duluan. Tapi beberapa cewek memilih untuk tidak ge er. Karena cewek yang cerdas akan memilih untuk saling menjaga perasaan pada keputusan yang belum pasti.

Tidak menikah hanya kerena mengejar kebahagiaan



Kebahagiaan adalah sebuah keputusan yang kita pilih setiap harinya. contoh lainnya, Kita tidak akan memilih untuk membalas keburukan dengan keburukan karena kita punya mindset bahwa perlakuan buruk seseorang terhadap kita tidak akan merubah perilaku dan citra diri kita. Jadi ketika orang lain menyakiti kita, kita akan memilih untuk mencari kebahagiaan yang dekat dengan kita serta memaafkan perlakuan buruk mereka walau terkadang sulit melupakan dan akan tetap diingat sebagai penjaga bahwa kamu perlu defence diri kamu agar tidak disakiti untuk kedua kali. Tapi ingat tidak akan pernah membalas dalam bentuk apapun.

          Menikah bukan ajang gengsi apalagi ajang untuk berlomba-lomba dihadapan mata manusia. Pernikahan yang mempersatukan dua anak manusia ini bukan saja ikatan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan, tetapi ikatan sempurna yang mempersatukan dua keluarga besar. Masya Allah tidak ada yang lebih indah dari pernikahan, maka mintalah kepada Allah agar pernikahan diniatkan untuk mencari ridho Allah di dalamnya ada ketaatan, pengabdian, menyambung silaturahim dan disetiap langkahnya itu in sha Allah, Allah berikan bonus berupa kebahagiaan yang melimpah. Jadi jangan menikah karena bahagia tapi menikahlah karena ibadah, in sha Allah bahagianya mengikut.

Setelah nikah tidak bisa bebas.

Apa logikanya ndak kebalik bro? laki-laki yang baik sebelum nikah biasanya mengekang diri, tapi setelah nikah ada penyalurannya kan?. Pun hal yang sama berlaku bagi perempuan. atau mungkin tidak bebas nongkrong? bukannya klo kita nikah akan semakin banyak teman dan semakin banyaj agenda nongkrong?

allahu alam      

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Masya Allah, Anak yatim jadi Anggota Polri di POLDA NTB.

  Waktu kecil, sekitar umur lima tahun. Dia sering mengantar donat jualan ibunya ke beberapa warung di kampung halamannya tinggal, desa Ncera. Mengayuh sepeda pink tua dan reot pemberian dari kakak pertamanya. Masa kecilnya dia lalui dengan penuh keceriaan bersama teman-teman sebayanya. Dia bersama temannya terbiasa membantu orang tua di sawah dan sesekali membersihkan ladang. Jika sore dan lowong, mereka berenang di embung Ncera dan memancing ikan. Jika musim tertentu mereka mengumpulkan   kemiri dan memetik jambu biji. Di hari minggu dia terbiasa jogging atau camping di dekat air terjun desa Kalemba. Dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan keluarga yang menyenangi pendidikan, itulah Akbar Putra. Nama pemberian ayahnya, berharap suatu saat anak laki-laki satu-satunya bisa mengayomi keluarga dan orang-orang yang sedang membutuhkan. Ayahnya menekankan dalam perilaku kesehariannya, pendidikan adalah investasi utama. Walaupun baju kita biasa saja; tak masalah.   ...

produksi ujaran proses yang rumit hasil yang kelihatan 'biasa'

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ujaran merupakan pembahasan yang melibatkan proses pikiran dan rangkaian kata yang kompleks. Dari ujaran ang dituturkan oleh pembicara kita dapa mellihat keadaan psikologi pembicara melalui kata-kata yang dia ucapakn dan cara dia mengucapkan. Pembahasan ini sangat penting dalam mendikung dunia pengajaran dan interkasi antara guru dan muridnya maupun lawan tutur secara umum. Melihat bahwa ilmu psikoliguistik sangat bermanfaat bagi pengajaran bahasa dan makrolinguistik secara umum.   B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana Proses terjadinya produksi Ujaran C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui proses terjadinya produksi ujaran 2. Mengetahui urutan yang tepat manakah yang lebih dahulu dari ketiga topik yang sedang dibahas, persepsi, pemahaman dan ujaran.  3. Menguraikan proses terjadinya produksi ujaran BAB II Bagaimana Manusia Memproduksi Ujaran dan Kalimat A. PRODUKSI UJARAN 1. Langkah umum dala...

TRY AND NEVER GIVE UP

MORATORIUM Moratorium yang biasa dikenal dalam masyarakat awam adalah pemberhentian sementara jatah penerimaan CPNS oleh pemerintah, seperti yang pernah terjadi ditahun 2011 hingga 2013 kemarin. Any comment?. Rumor   mengatakan bahwa pemerintah akan kembali melakukan moratorium ditahun 2015 ini kecuali untuk guru dan tenaga kesehatan. Ini dilakukan untuk menghemat anggaran Negara, Allohu’alam. Please confirm those. Sobat muda apa yang akan kalian lakukan jika demikian keadaannya? Saya berencana dari awal akan membuka usaha namun sayangnya saya pribadi terkendala modal. Untuk membuka usaha bisnis dibutuhkan modal dan konsistensi, saya pernah membuat usaha kecil-kecilan seperti tas dan foot loose hasil rajutan. Ini memang sangat bermanfaat untuk menambal kebutuhan ekonomi yang ringan namun masih terbilang kurang jika kita ingin menabung uang hasil usaha itu.             Saya punya tawaran yang menarik bagi teman-teman ya...