foto diambil dari google image |
Jodoh kita mungkin adalah orang yang bukan kita idamkan sebelumnya namun dia adalah orang yang terbaik yang dipilihkan oleh Allah untuk kita. Orang itu terkadang sangat jauh dari criteria yang kita tentukan namun dialah yang kita butuhkan, karena dia yang paling cocok mendekati ketentuan Allah. Ketika laki-laki itu datang meminta kepada ayah kita bahwa ia akan menjaga kita saat dia mengucapkan ijab Kabul maka dia telah mengambil tanggung jawab besar. Yang dengan akad itu dia telah berusaha menyempurnakan agamanya dengan cara mengajak kita untuk hidup bersama dia. Yah, lelaki itu kemudian kita panggil suami. Suami yang akan memimpin kita bagai pelita ditengah gulita.
Lelaki adalah pemimpin dalam rumah tangga, yang dengan kepemimpinan lelaki itu istri akan mengkopi kepemimpinannya untuk memimpin anak-anak mereka. Yah, sosok ayah adalah sosok yang disegani, ditakuti, diidolakan oleh anak peremapuan. Selain diidolakan oleh anak perempuan. Sosok ayah juga menjadi contoh bagi anak laki-laki agar dia kelak bisa memimpin keluarganya seperti ayahnya atau bahkan melebihi baiknya ayah dalam kepemimpinan.
Ayah adalah sosok yang begitu penting dalam hidup seorang perempuan. Ayah memegang tanggung jawab besar dalam tumbuh kembang seorang anak gadis. Ayah memegang peranan penting dalam keputusan yang diambil oleh seorang istri. Ayah adalah sosok lelaki pertama yang bisa membuat keluarga merasa nyaman. Ayah adalah tameng bagi sebuah keluarga. Begitu besar tanggung jawab yang di emban oleh ayah karenanya Rasulullah menjanjikan surga bagi seorang ayah yang membesarkan dua atau lebih anak perempuannya dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. Jika seorang laki-laki dianjurkan oleh Rasulullah untuk melakukan kebaikan kepada anaknya dengan cara yakni memilihkan ibu yang sholeha bagi anaknya, memberinya nama yang baik dan mengajarinya mengaji atau sholat adalah sebuah bentuk kebaikan maka bagi seorang ibu memilih laki-laki yang sholeh bagi anaknya adalah langkah awal menyempurnakan separuh agama dan memilihkan ayah yang baik untuk anaknya kelak.
Ayah adalah bukan rangkauian huruf yang mudah. Ayah yang dalam bahasa arab di awali juga oleh huruf hamzah adalah sosok yang bukan saja sakral tapi sosok yang penting dalam sebuah bangunan rumah tangga. Di beberapa Negara barat, laki-laki baru benar-benar berani memutuskan untuk berumah tangga ketika mereka menginjak usia kepala tiga atau telah berusai kepala tiga bahkan lebih. Diantara bocorannya berdasarkan wawancara dengan beberapa bule yang suka backpacker adalah mereka menyadari menikah adalah sebuah ikatan yang sangat berat dijalankan maka dari itu ada diantara mereka memilih kumpul kebo tanpa ikatan yang resmi. Well, itu dunia mereka. Dunia kita berbeda dengan mereka. Mereka punya pandangan sendiri kita punya pandangan sendiri yang jauh lebih mulia yang telah dituntun dalam agama kita.
Agama kita menuntun kita agar kita menikah sebagai bentuk ibadah kepada Allah dan juga menjaga fitrah manusia. Karena manusia itu condong kepada lawan jenisnya. Bukankah dalam Al-Qur’an telah dikabarkan bahwa
“zuyyina linnasi hubbub syahwatu mina nnisa wal qanaatirin wal muqantarati mina dzahabi wal fidda.. ilaa ayah..”
“Diletakkan keindahan pada pandangan manusia kecintaan kepada harta benda, perempuan, dari emas dan perak…”
Yah jodoh tak akan lari kemana kata orang, namun untuk mendapatkannya perlu dijemput dengan perbanyak sedekah, istigfar, sholat malam, sholat dhuha, perluas pergaulan, berteman dengan orang-orang sholeh dan bila sudah sanggup maka langsung minta tolong ustadz-ustadzah atau orang yang amanah untuk mencarikan jodoh kita. Siapa tahu ada yang berkenan. Benar jodoh itu tak akan tertukar, sama halnya seperti rezeki namun dia perlu diusahakan dengan cara dijemput. Ingatkah kalian dengan kisah Maryam? Dalam keadaaan payah karena mangandung Nabi Isa Alaihi ssalam. Maryam tetap diperintahkan untuk melakukan ikhtiar dengan cara menggoyangkan pohon kurma yang ada didekatnya. Begitulah sebaiknya kita berpersepsi.
Bagiku pribadi, jodoh tak indah jika dijemput dengan cara berpacaran. Tak ubahnya memasuki rumah melalui jendela. Cara terbaik menjemput jodoh adalah dengan cara ta’aruf. Langsung datangi orang tua si perempuan. Kemukakan keinginan untuk mempererat tali silaturahim dengan keluarga tersebut. Namun sebelumnya sudah ada niatan ingin melamar perempuan tersebut. Ta’arufan itu bukanlah hal yang sulit, jika laki-laki merasa cocok dan perempuan juga suka maka teruskan jika tidak maka hentikan tak perlu berlama-lama dan bertele-tele. Sebelum berta’aruf jika belum kenal benar karakter satu sama lain, tak ada salahnya bertanya kepada keluarga dekat calon kita. Satu bocoran yang saya dapat dari teman yang telah berumah tangga yakni memerhatikan benar watak calon mempelai pria yakni jika dia marah kemudian diam itu baik, jika dia marah kemudian memberi penjelasan itu juga baik namun jika dia marah kemudian suka melempar-lempar barang yang ada disekitarnya maka ini perlu dipertimbangkan kelanjutannya karena tipe laki-laki dengan temparament yang tinggi sulit untuk diajak berkompromi. Mereka cenderung egois dan menyalahkan keadaan atau mengkambing hitamkan objek tak berdosa demi melepas tangan. Pilihlah laki-laki yang membuatmu terhormat, menjadi wanita yang mampu membawamu ke surge-Nya. Bagaimana bisa laki-laki tersebut membawamu ke surge jika melangkahkan kakinya saja ke masjid dia meresa berat.
Laki-laki sholeh akan memuliakan istrinya jika mencintainya dan tidak akan menyakiti jika dia tak mencintainya. Jadi kesholehan adalah sebuah kemutlakan sebab sholeh itu sulit. Dia tidak didapatkan dengan cara yang instan. Sholeh bukan berarti tak pernah melakukan kesalahan, keteledoran dan kenaifan. Kesholehan bagiku adalah sebuah proses yang dengannya seorang berpatokan menempuh taqwa. Sedangkan taqwa itu sendiri adalah menjaga diri dari yang haram seutuhnya dan berusaha menjalankan yang diperintah semampunya.
Jalanan lantai 2 baruga Andi Pangerang Pettarani Unhas |
Komentar
Posting Komentar