Sambori negeri diatas awan, itulah julukan yang cocok untuk sambori. Sebuah suku yang terletak didekat gunung lambitu. Desa ini masih “virgin” karena belum dijamah oleh sophisticated technology. Desa ini terletak dibagian Sumbawa timur tepatnya kabuoaten Bima, NTB.
Saya mendapatkan gambar suku sambori dari youtube, sebuah stasiun TV swasta yang meliput daerah ini secara khusus. Nama programnya ethnic runaway, secara pribadi saya belum pernah ke sana. Setiap kali saya mengutarakan keinginan untuk ke sambori orang tua sering menertawakan saya. Akhirnya keingintahuan saya semakin menjadi-jadi. Buktinya saya mencari letak dan keunikan mereka di google search engine.
Kalian melihat perempuan yang memakai rimpu diatas? Rimpu merupakan sarung khas bima yang digunakan untuk menutupi seluruh badan bagian atas dimulai dari kepala hingga lutut atau pertengahan paha, hanya matanya saja yang kelihatan. Tembe merupakan sarung yang digunakan untuk menutupi bagian bawah mulai dari pinggang hingga jari-jari kaki. Rimpu terbagi menjadi dua yakni rimpu mpida dan rimpu na’e. Rimpu mpida yakni rimpu yang hanya kelihatan mata agar dapat melihat jalan, dan digunakan oleh perempuan yang belum menikah dan masih perawan sedangkan rimpu na’e merupakan rimpu yang memperlihatkan wajah dan digunakan oleh perempuan yang sudah menikah. Ini merupakan pengaruh islam yang dibudayakan oleh masyarakat setempat. Walau mereka mayorita sberagama islam, ritual kepercayaan animisme masih meninggalkan bekas seperti keperyacaan kepada leluhur yang telah ada dialam barzakh masih memberikan pengaruh pada kehidupan mereka jika beberapa tempat sacral dilanggar adab-adabnya.
Last but not least I want to go there and discover why they introvert and maintain their culture. It would be interesting place to a nice journey.
Komentar
Posting Komentar