Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2015

Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk

TENGGELAMNYA KAPAL VAN DER WIJCK Sore ini ingatan saya kembali ke novel yang saya baca kelas dua SMA. Novel gubahan seorang pujangga. Seorang ulama yang mahsyur di era orde lama. Dia menulis tentang kehidupan masa itu, tentang perasaan, kekeluargaan, keterasingan, ketiadaan identitas, martabat, kejujuran, ketulusan, ketekunan, kebijaksaan, kesukuan dan juga harapan yang diwujudkan dengan nyata. Novel yang mashsyur ia tulis dalam bentuk yang kental, seakan-akan kita merasakan apa yang ia rasakan dan gambarkan dalam goresan pena itu. Penggambaran penulis dengan suasana tempat yang ia buat dalam selembar kertas itu. Keinginan yang ia sampaikan berhasil ia gambarkan dalam novel itu. Jelas, tanpa keraguan dan lugas. Ia memiliki jiwa yang kuat, hati yang tulus dalam guratan penanya, bahasa yang fasih, rangkaian kata yang indah, kata-kata yang beradab dan masuk ke hati. Dialah pujangga Buya Hamka. Dia pernah menduduki jabatan sebagai ketua umum majelis ulama Indonesia. Profilnya pernah...