Hal yang patut dihindari mahasiswa
Sebagai
mahasiswa kaum akademis, kaum terdidik sebaiknya menyadari etika mempelajari
ilmu dan memperoleh ilmu agar tidak terjadi gesekan ataupun gangguan dikemudian
hari. Saya sebagai penulis juga bukanlah orang yang sempurna dan menjalankan
semua hal dibawah ini. Namun jika kita harus menunggu diri sempurna, apalah
gunanya saling mengingatkan.
1 Menghindari menyontek
Beberapa
mahasiswa (tidak semua) mahasiswa melakukan hal ini. Beberapa diantaranya
berdalih karena lingkungan yang memengaruhinya, maka dia juga ikut menyontek.
Ada juga yang mengaku karena terpaksa dan terdesak waktu. Terpaksa karenaa
tidak bisa maka menyontek, terpaksa karena waktu yang mendesak dan penting maka
menyontek.
Tidak
sepatutnya, meyalahkan lingkungan sebagai sebab kita menyontek, pun tidak
sebaiknya menyalahkan keadaan dan kondisi sebagai sebab dari perilaku menyontek
ini. Memperlihatkan apa adanya kepada dosen itu lebih baik dari pada
memperlihatkan hasil keringat dan pemikiran orang lain.
Menyontek
juga bukanlah hal yang etis apalagi patut untuk dibudayakan sebagai tradisi
akademik, apapun alasannya. Lalu bagaimana penyelesaian dari menyontek ini? Ada
cara yang paling mudah sebenarnya namun tidak gampang. Diperlukan kebiasaan dan
keterbukaan pikiran. Yakni memparafrase.
Salah
kaprah dengan paraphrase.
Sangat berbeda
dengan menyontek paraphrase, menurut saya adalah sebuah tindakan untuk memodifikasi
kembali apa yang telah kita baca berdasarkan pengalaman, kata-kata dan jalan
pikiran kita masing-masing tanpa menghilangkan esensi pesan yang ada dalam teks
bacaan tersebut.
Paraphrase juga merupakan modal utama
bagi seorang penulis non-fiksi, menurut saya. Memparafrase berasal dari bahasa
Inggris yakni to repeat
something written or spoken using different words, often in a humorous form or
in a simpler and shorter form that makes the original meaning clearer. Dikatakan
disini bahwa, paraphrase adalahh mengulangi sesuatu yang ditulis atau sesuatu
yang telah dibicarakan dengan bahasa yang berbeda, biasanya dalam bentuk yang
menyenangkan atau dalam bentuk yang lebih simple dan bentuk yang lebih pendek
yang membuat bentuk aslinya lebih jelas.
Pada tingkat tuturan kita bisa mendeskripsikan
kembali apa yang telah kita dengar dalam bentuk refleksi yang hasilnya dapat
dilihat pada bentuk teks report. Sehingga ada yang disebut dengan reading
report.
Tertarik
untuk meninggalkan kebiasaan menyontek? Bagaimana?. Menyontek itu apapun cara
dan alasannya, baik dalam cara kasar, lembut dan meronrong tetaplah kasar. Saja
jadi teringat peminta sumbangan dari panti asuhan yang meminta dengan kata-kata
yang kasar dan nada memaksa. Mau
disamakan seperti itu? Pastinya tidak.
saya yakin.
2.
Menghindari tindakan kopi paste
secara utuh
Everything
is ready on your hand through mobile. Kebiasaan ini juga tidak kalah tidak
ber-etika-nya. sebahagian mahasiswa mengkopi seluwesnya saja diblog teman tanpa
meminta izin apalagi mencantumkan nama penulis blog atau web. Jika sudah
seperti ini, sepertinya guys, you have to know bahwa penulis blog itu kadang
tidak tidur dan menyiapkan uang dan waktu ekstra untuk menulis maka hargai
mereka dengan selayaknya.
3.
Hindari meremehkan pengajar, siapa tahu pengajar tidak
sengaja mendengar suara anda.
Ini lah manfaat menjauhi sifat stab
behind. Usahakan jika tidak suka berdialog dengan orang yang
dianggap bisa memberikan solusi atas ketidak patutan dosen dan perlakuan yang
tidak meng-enakkan dari dosen atau silahkan ke pihak yang memang layak
menangani masalah ini.
Komentar
Posting Komentar